Quantcast
Channel: star museum~ SMfamily » tiffany
Viewing all articles
Browse latest Browse all 9

My Family [sequel] My Destiny

$
0
0

Judul : My Family sequel My Destiny

Author : Choi Yoo Rin

Cast : Tiffany, Siwon, Sooyoung, etc.

Genre : marriage life, romance

Length : oneshoot or ?

 

 

Annyeong… ini saya bawakan ff sequel dari My Destiny soalnya banyak yang minta sequel. Mian kalo terlalu lama dan nggak sesuai harapan, author lagi nggak ada ide ..heehehe

Ya sudah ne happy reading J

 

 

Keluarga adalah segalanya untuknya, Choi Mi Young atau biasa dipanggil Tiffany… Bukan hal mudah menjadi istri dari seorang eksekutif muda Choi itu. Disamping perkenalan mereka yang singkat, sifat manja Choi Siwon juga kadang membuatnya jengkel dan yah pertengkaran kecil pun akhirnya tak terelakkan.

“Oppaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!!!!!!”

“Chagi, kenapa kau hobi sekali berteriak sih akhir-akhir ini? Kupingku bisa tuli jika kau terus berteriak.”

“Bisa tidak kau membantuku oppa??? Yoo Rin rewel terus dari tadi. Aku sedang sibuk menyiapkan sarapan kalian.”

“Aishhh jadi hanya karena itu kau berteriak seperti ada maling?! Kan bisa minta tolong dengan lembut padaku..”

“Apanya yang lembut? Aku sudah memanggilmu dari tadi tapi kau tak bangun-bangun. Dasar suami pemalas.”

“Oweee…owweee…owee…..” bayi yeoja berumur 1 tahun yang baru saja diam menyaksikan perdebatan kedua orang tuanya itu kembali menangis kencang.

“Aigo, aigo… Yoo Rin sayang.. cup cup. Sini ikut appa. Eomma mu sedang sibuk jadi jangan ganggu dia ya.” Siwon mangambil Yoo Rin dari ranjang tidurnya. Namja bertubuh tinggi itu membawa putri nya menuju halaman belakang, menghangatkan bayi kecil itu dengan sinar matahari pagi yang menyehatkan. Hal itu adalah salah satu saran dari kakaknya, Choi Sooyoung yang kini telah memiliki 2 orang anak.

Bayi kecil itu akhirnya berhenti menangis. Tangan mungilnya menggenggam erat telunjuk sang ayah. Siwon tersenyum memandangi wajah malaikat putrinya. Choi Yoo Rin, cucu perempuan pertama keluarga Choi. Kakaknya Sooyoung memiliki 2 orang anak yang semuanya putra. Jadi yah bisa dibayangkan bagaimana sayangnya ayah dan ibu Siwon terhadap Yoo Rin. Bayi kecil itu juga mewarisi lesung pipi ayahnya, meskipun belum terlihat sepenuhnya. Matanya mewarisi mata cantik sang ibu.

“Kau cantik sayang, seperti ibumu.” Bayi kecil itu tertawa mendengar pujian ayahnya.

“Maka dari itu, anak cantik anak baik tidak boleh nakal. Kasihan ibumu jika tiap pagi kau terus menangis mengganggu kegiatannya.” Yoo Rin diam, menatap seksama ayahnya. Seolah benar-benar mengerti apa yang ayahnya katakan.

“Yoo Rin janji ya tidak akan nakal lagi?” kembali bayi itu tertawa. Tangan mungilnya melepas telunjuk sang ayah, ganti mencoba menggapai wajah ayahnya.

“Oppa mandilah. Aku sudah selesai menyiapkan sarapan kalian. Sini aku akan memandikan Yoo Rin.” Tiffany mengambil alih putri kecilnya dari Siwon.

“Ne, baiklah.” Setelah memastikan posisi Yoo Rin pas digendongan istrinya, Siwon bergegas untuk mandi. Tiffany sendiri memilih menyusui Yoo Rin yang pagi ini memang belum mendapat jatah susunya. Bagaimanapun juga Tiffany mengutamakan asi untuk anaknya sampai berumur 2 tahun setengah.

 

*****

Setelah menjadi istri dari eksekutif muda Choi Siwon, Tiffany tetaplah Tiffany yang dulu. Tiffany yang periang, ramah terhadap siapapun. Juga Tiffany yang suka membantu ibunya membuat kue. Semenjak keadaan ekonomi keluarganya membaik setelah menikah dengan Siwon, Tiffany melarang ibunya berjualan kue lagi. Ia ingin sang ibu menikmati masa tuanya, dengan menimang cucu yang telah ia berikan pada sang ibu. Sebenarnya Tiffany telah membujuk ibunya untuk tinggal bersama dengannya juga Siwon. Namun ibunya menolak, dengan alasan ingin terus dapat mengenang kenangan-kenangan bersama almarhum ayahnya di rumah mereka yang lama. Di depan rumah itu, Siwon membuat toko roti dan kue-kue untuk mertuanya. Resep tetap dari ibu Tiffany, namun yang bekerja adalah penduduk sekitar yang sebelumnya tidak mempunyai pekerjaan. Tiffany dan ibunya yang menghandle toko itu. Tiffany memberinya nama Hwang’s Bakery.

Setiap hari Tiffany selalu ke toko itu, tentunya setelah sang suami berangkat ke kantor.

“Pagi eomma.. mian aku sedikit terlambat, tadi pagi Yoo Rin agak rewel.”

Ny. Hwang tersenyum. Ia mengambil sang cucu dari gendongan ibunya.

“Gwaenchana… aigoo cucuku tersayang ini memangnya kenapa kok rewel? Hmm?” Tiffany tersenyum melihat ibunya yang mengajak sang anak berbicara. Ia lantas meninggalkan sang ibu, menuju dapur tempat pembuatan kue-kue yang dijual di tokonya.

“Annyeong semua..” sapanya ramah.

“Eh, nado annyeong Fany-ah.. si kecil tidak ikut hari ini?” tanya salah satu pekerja bernama In Jung.

“Ikut kok ahjumma, sedang diajak eomma di depan. Oh ya ahjumma aku punya resep terbaru, ini belum ku coba sih. Idenya baru ku dapat semalam.”

“Jinjja? Mana mana?” Tiffany menyerahkan sebuah buku resep berisikan tulisan-tulisan resep kue miliknya.

“Hmmm….. kelihatannya tidak cukup sulit. Bagaimana kalu kita coba saja sekarang?”

“Pesanan kue-kue memang sudah selesai?”

“Biar aku yang handle pesanan kue Fany-ah.” Seru Yoon Mi, pegawai Tiffany yang lain.

“Emmm…. oke lah kalau tidak membuat Yoon Mi ahjumma kerepotan” ujar Tiffany sambil meringis, menampakkan deretan gigi-giginya. Yoon Mi tau, Tiffany hanya berbasa-basi, karena Tiffany paling antusias jika akan mencoba resep terbaru, apalagi resep terbaru itu hasil pemkirannya.

“Sudah sana kerjakan saja itu, ahjumma tau kalau kau ingin cepat-cepat membuat resep terbarumu.” Tiffany semakin melebarkan senyumnya. Ia mendekat ke arah ahjumma Yoon Mi, memeluk wanita paruh baya itu dari samping.

“Hehe, ahjumma memang pengertian sekali.” Yoon Mi ahjumma mencubit gemas perut Tiffany.

“Aw, appoyo ahjumma..”

“Biar saja. Ahjumma gemas dengan tingkahmu. Sudah punya suami dan anak satu masih seperti gadis remaja saja.” Tiffany mempoutkan bibirnya.

“Tapi kan aku masih punya anak satu ahjumma, belum dua.” Jawabnya, sambil tersenyum lebar. Yoon Mi menatapnya heran. Sedangkan In Jung ahjumma hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah dua orang beda generasi itu.

 

 

*****

Mata Siwon terus terpaku pada layar laptop di hadapannya. Ketukan pintu membuatnya mengalihkan pandangannya sejenak.

“Masuk” ucapnya kemudian.

“Noona..” ucapnya setelah melihat ternyata Sooyounglah yang muncul dari balik pintu itu.

“Wae? Kau terkejut sekali melihat kedatanganku.” Sooyoung melangkahkan kakinya, lantas duduk di sofa yang tersedia di ruangan adiknya itu. Siwon memang kaget melihat kedatangan kakaknya, setaunya sang kakak berada di China dengan sang suami Hankyung.

“Ada masalah?” tanya Siwon to the point. Bukannya berbasa-basi dulu menanyakan kabar dan kapan yeoja itu tiba di Korea, malah langsung menghujamnya dengan pertanyaan seperti itu. Bukannya apa-apa, Siwon sangat paham bagaimana kakaknya. Saat ini sang kakak, tidak seperti biasanya.

“Aku akan cerai dengan Hankyung oppa, Siwon-ah.” Ucap Sooyoung dengan suara amat sangat pelan. Mungkin karena mereka sama-sama diam, jadi Siwon masih dapat mendengar ucapan kakaknya.

“Apa sudah itu jalan satu-satunya? Tidak adakah jalan lain? Bagaimana putra-putramu kelak noona?” Sooyoung mendesah pelan. Siwon, mendekatkan dirinya pada sang kakak. Ia tau, saat ini sang kakak butuh sandaran untuk mendengar keluh kesahnya. Ia memeluk sang kakak, yang memang terlihat rapuh sejak awal datang tadi.

“Sudah tidak ada lagi Siwon-ah.. aku tidak bisa mentolerir kesalahannya lagi. Aku tidak kuat jika tetap bertahan disampingnya.” Suara Sooyoung mulai serak. Buliran air mata mulai mengalir di pipi yeoja itu.

“Aku melihatnya berselingkuh di depanku. Beberapa bulan terakhir sikapnya berubah padaku. Aku bingung, kesalahan apa yang telah ku perbuat sehingga dia berubah. Tapi nyatanya dia berubah karena ada wanita lain disisinya.. hikk…hiikkss..”

“Lalu bagaimana reaksi appa dan eomma?”

“Lusa mereka akan terbang ke China, katanya ingin membicarakan dengan kedua orang tua Hankyung oppa juga dengan Hankyung oppa sendiri. Sebenarnya aku malu mereka ikut campur rumah tanggaku, tapi kau tau sendiri bagaimana appa.”

“Kau tidak ikut?”

“Mereka memaksaku ikut. Sebenarnya aku sudah enggan bertemu dengan Hankyung oppa lagi.”

“Kedua anakmu sekarang dimana?”

“Mereka ku bawa saat pulang ke Korea, dan sekarang sedang di rumah appa dan eomma. Siwon-ah, jebal bantu aku. Aku tidak mau ikut mereka. Keputusanku sudah bulat untuk bercerai dengan Hankyung oppa.”

“Apa noona sudah tidak mencintai Hankyung hyung lagi?” Sooyoung terdiam. Siwon menghela nafasnya.

 

*****

Sore telah menjelang, matahari perlahan mulai menghilang di balik awan. Tiffany baru saja keluar dari rumah eommanya karena sang suami telah datang untuk menjemputnya pulang.

“Oppa, aku tadi mencoba resep terbaruku bersama In Jung ahjumma.” Seru Tiffany sambil membenarkan posisi putri kecilnya agar nyaman ia gendong. Saat ini mereka dalam perjalalan pulang ke rumah.

“Hmmm jinjja?”

“Ne. Tapi kuenya sudah habis tadi di makan orang-orang di toko. Kalau oppa mau nanti ku buatkan spesial untukmu.” Siwon hanya menanggapinya dengan senyuman.

“Oppa waeyo? Ada masalah?” Tiffany merasa Siwon tengah memikirkan sesuatu.

“Gwaenchanayo sayang..” jawab Siwon yang mencoba tersenyum manis pada sang istri, namun Tiffany sadar suaminya itu tengah memikirkan sesuatu. Tiffany balas tersenyum. Wanita itu sadar, mungkin Siwon belum siap menceritakan masalahnya. Ia akan sabar menunggu hingga namjanya itu mau berbagi masalah dengannya.

Mobil Siwon telah sampai di pelataran rumahnya.

“Oppa” cegah Tiffany saat Siwon akan turun dari mobil.

“Wae sayang?”

“Jangan pendam semuanya sendiri. Aku siap berbagi keluh kesah denganmu. Kau lupa janji yang kita ucapkan di atas altar?” Siwon tersenyum hangat menatap sang istri.

“Mandi dan makanlah dulu. Kasihan itu Yoo Rin. Aku janji nanti akan ku jelaskan padamu.”

 

 

*****

“Nde? Sooyoung eonni akan bercerai dengan suaminya?” Tiffany terlonjak kaget dengan penjelasan suaminya barusan. Mereka saat ini tengah duduk berselonjor di ranjang. Sedangkan Yoo Rin sudah terlelap tidur sejak pulang tadi sore.

“Ne. Noona memintaku untuk meyakinkan appa agar tidak pergi ke China untuk merundingkan masalah tersebut dengan keluarga Hankyung hyung.”

“Lalu oppa sudah menemui appanim?” Siwon menggeleng.

“Kau tau sendiri bagaimana sifat appa sayang. Mungkin memang terkesan terlalu ikut campur rumah tangga noonaku, tapi aku paham niat appa baik. Appa hanya tidak ingin rumah tangga anaknya hancur.”

“Apa sudah tidak bisa dibicarakan baik-baik oppa? Mungkin bicara empat mata antara Sooyoung eonni dengan suaminya?!”

“Menurut noona sudah tidak bisa lagi mereka pertahankan sayang. Hhhhhh….”

“Oppa jika aku berada di posisi Sooyoung eonni, harapan untuk bertahan itu pasti ada meskipun kecil. Ditambah sudah ada dua malaikat yang mewarnai rumah tangga mereka. Semisal ini terjadi padaku, aku akan berusaha menekan egoku. Karena aku sadar dan yakin bagaimanapun aku benci terhadapmu, masih ada rasa sayang dan cinta itu untuk suami dan anak-anakku. Aku tidak mau pernikahanku hancur karena orang lain. Akan ku pertahankan.” Siwon menatap lekat istrinya.

“Biarkanlah Sooyoung eonni bersama appa dan eomma ke China, oppa. Mungkin dengan campur tangan appa mereka bisa mempertahankan rumah tangga mereka. Aku yakin, saat ini Sooyoung eonni hanya tengah emosi, dia terlampau egois untuk mengakui bahwa masih ada rasa sayang untuk suaminya. Jika memang usaha yang appa lakukan masih tidak mampu mempertahankan rumah tangga Sooyoung eonni, ya sudah. Tandanya memang mereka tidak ditakdirkan untuk bersama.”

Siwon merangkul istrinya dari samping. Mengusap lengan istrinya itu.

“Gomawo sayang. Kau benar. Eemmm… kalau begitu apa kau mau besok ke rumah appanim untuk menemani noona? Dia pasti butuh teman saat-saat seperti ini. Sesama yeoja mungkin akan lebih memahami.” Tiffany mengangguk.

“Ne, aku mau oppa. Besok sebelum kesana, akan ku buatkan kue.” Siwon mengecup puncak kepala istrinya. Dalam hati ia bersyukur memiliki istri secantik Tiffany, serta memiliki hati yang lembut. Baik, dan dapat sewaktu-waktu bersikap dewasa. Namja itu berdo’a semoga Tuhan akan selalu memberi kebahagiaan, memberi yang terbaik untuk keluarga kecilnya saat ini.

 

 

*****

“Fany imo…….” teriak Kyung Soo, putra pertama Sooyoung saat melihat Tiffany baru datang dirumah keluarga Siwon. Tiffany berjongkok, melebarkan kedua tangannya bersiap untuk memeluk keponakannya itu.

“Apa kabar Kyung Soo??” tanya Tiffany setelah mereka melepas pelukan itu. Senyum lebar Tiffany tak pernah lepas saat ini.

“Baik Fany imo. Heemmm…. Fany imo bawa apa itu?” tanya Kyung Soo saat melihat Tiffany membawa bungkusan yang cukup besar.

“Ini kue buatan imo. Kyung Soo mau?” namja kecil itu mengangguk semangat.

“Ne, kalau begitu kita ke dapur dulu ya.. kuenya imo potong-potong dulu.” Mereka lantas menuju dapur.

“Fany-ah..” ucap Sooyoung saat menuruni anak tangga dan melihat Tiffany bersama putranya.

“Eonni..” Tiffany menghampiri Sooyoung, memeluk yeoja itu sebentar.

“Kau datang sendiri?” tanya Sooyoung.

“Ne, tadi Siwon oppa mengantarku langsung ke kantor. Katanya ada rapat penting.”

“Dasar namja satu itu. Emhh ngomong-ngomong kau bawa apa itu?”

“Oh ini, kue buatanku eonni. Eonni coba ya?”

“Ne.” Kedua yeoja itu bersama Kyung Soo menuju dapur. Tiffany mengambil pisau dan piring untuk memotong kue yang ia bawa, sedangkan Sooyoung duduk di meja makan dengan anaknya.

“Oh ya, Young Han dimana eonni?” tanya Tiffany disela-sela aktivitasnya. Young Han merupakan putra kedua Sooyoung dan Hankyung yang kini berusia 4 tahun.

“Dia baru saja tertidur Fany-ah.. akhir-akhir ini mendadak rewel, nafsu makannya juga turun. Aku harus benar-benar memaksanya jika sudah waktunya makan.” Ucap Sooyoung. Mata yeoja itu berubah sendu. Tiffany merasa iba dengan keadaan yang kakak iparnya itu alami saat ini.

“Young Han rindu appa, Fany imo.” Seru Kyung Soo tiba-tiba. Sooyoung diam. Tidak marah, atau apapun saat putranya itu mengatakan hal yang sedikit membuatnya kembali teringat sang suami. Melihat itu, Tiffany segera mempercepat memotong kuenya, ia ingin sedikit meringankan beban yang Sooyoung rasakan saat ini dengan menjadi pendengar. Menyediakan bahu saat yeoja itu butuh.

“Ja, ini silahkan dicicipi.” Ucap Tiffany. Kyung Soo langsung mencomot satu potong kue.

“Bagaimana Kyung Soo-ah?” tanya Tiffany antusias. Alisnya naik turun, yeppo.

“Hmmm… mashita. Kue buatan imo memang selalu enak.” Puji namja itu.

“Hahaha, gomawo..” jawab Tiffany sembari mengacak rambut keponakannya.

 

 

*****

 

“Eonni sudah yakin dengan keputusan bercerai itu?” tanya Tiffany. Saat ini dia duduk di gazebo dekat kolam renang yang ada di belakang rumah keluarga Choi. Yeoja bermata cantik itu memandang teduh gadis yang lebih tua darinya, Choi Sooyoung. Terdengar helaan nafas dari Sooyoung.

“Entahlah Fany-ah. Jika saja Hankyung oppa mau memperbaiki sikapnya, atau setidaknya menyusulku kemari mungkin aku bisa merubah keputusanku.”

“Sabar eonni. Aku yakin sebenarnya Hankyung oppa masih mencintaimu. Di usia pernikahan kalian yang terbilang tidak muda lagi, tidak akan mungkin secepat itu suamimu berpindah hati. Mungkin ia hanya terbawa nafsu dan emosi sesaat. Ku rasa perlu dibicarakan baik-baik kembali eonni.” Tiffany menjeda.

“Tidak ada salahnya jika eonni ikut appanim dan eommanim ke China. Mereka saja masih mau mempertahankan rumah tangga putrinya, apa eonni tidak mau? Tidak kasihan dengan mereka yang masih mau berjuang demi rumah tangga kalian?” Sooyoung menatap Tiffany.

“Semua orang di dunia tidak ada yang mau rumah tangganya berakhir di pengadilan eonni. Hanya saja tergantung masing-masing pribadi mau menyikapinya bagaimana, apakah masih mau mempertahankan dengan kesempatan kedua atau tetap mengakhirinya. Bagaimanapun, eonni juga harus tetap memikirkan perkembangan Kyungsoo dan Younghan. Mereka tetap butuh kasih sayang dari seorang ayah, eonni.”

Sooyoung menghambur ke pelukan Tiffany. Gadis itu menangis. Tiffany mengusap punggung sang kakak ipar. Biarlah saat ini Sooyoung meluapkan semuanya dengan tangisan.

“Andai aku bisa berpikir dewasa sepertimu Fany-ah..hikss…hikksss….”

 

 

*****

“Aigoo oppa, kasihan Yoorin dari tadi kau ciumi terus.” Seru Tiffany. Hari ini weekend, jadi dia dan Siwon memutuskan menikmati libur dengan bersantai dirumah saja.

“Haha biar saja, siapa suruh anak appa yang cantik ini punya pipi yang gembul..hmmm” kembali Siwon menciumi pipi gembul putrinya.

“Oh ya sayang, nanti malam appa dan eomma mengundang kita untuk datang ke rumah mereka. Ada pesta kecil-kecilan.”

“Baiklah. Hah, syukurlah jika Sooyoung eonni dan suaminya tidak jadi bercerai.”

Ya, satu minggu sudah berlalu. Malam setelah Tiffany mengunjungi Sooyoung ternyata Hankyung telah tiba di Korea. Namja itu menyusul istrinya. Jadi  Tn. Dan Ny. Choi tidak jadi pergi ke China untuk bertemu Hankyung karena sang menantu yang telah berada di Korea. Melalui pembicaraan secara kekeluargaan, Hankyung akhirnya berhasil membuat istrinya berubah fikiran untuk bercerai. Hankyung meminta maaf telah membuat istrinya tersakiti. Dia memang mengaku sempat berpaling pada gadis lain yang tidak lain adalah teman SMA nya. Namun itu hanya sebentar, karena Hankyung memergoki gadis itu berciuman dengan namja lain. Hankyung berbuat seperti itu bukanlah tanpa alasan. Dia merasa cemburu, karena pernah melihat Sooyoung jalan berdua dengan seorang pria. Dan setelah ditanyakan secara baik-baik, ternyata pria yang jalan bersama Sooyoung itu adalah teman Sooyoung. Mereka tidak sengaja bertemu di jalan. Karena lama tidak bertemu akhirnya Sooyoung memutuskan untuk jalan-jalan dengan pria itu.

Usia memang terkadang tidak bisa menentukan kedewasaan seseorang. Namun perjalanan menapaki kehidupan bisa mengasah kedewasaan seseorang. Berbagai cobaan hidup yang datang silih berganti, tak seharusnya di ratapi hanya dengan kesedihan. Mencoba introspeksi diri, bercermin, mungkin Tuhan memiliki alasan tersendiri memberi cobaan itu pada kita. Siapa tau setelah itu, kita bisa menjadi lebih dewasa dalam menjalani hidup.

Dan pernikahan adalah sesuatu yang sakral, hal yang mulia. Tidak seharusnya pernikahan hanya dibuat main-main. Memang tidak mudah menyatukan dua karakter berbeda, namun percayalah apapun yang terjadi jika dia memang untukmu selamanya dia akan menjadi milikmu, berjalan bersama disampingmu. Mendidik buah hati kalian bersama-sama, hingga maut yang memisahkan. Dan berdo’a saja, semoga orang yang saat ini telah menjadi pendamping kalian memanglah telah Tuhan takdirkan menjadi pendamping kalian. Selamanya.

“Ternyata semua berawal dari kesalahpahaman. Untung saja Hankyung oppa belum melakukan hal-hal buruk dengan wanita itu. Hanya hubungan singkat saja. Dan untung juga dia cepat sadar.” Seru Tiffany.

“Ne kau benar sayang. Dan aku berharap,  diantara kita tidak ada rahasia apapun. Hal sekecil apapun harus saling diungkapkan sebagai suami istri. Tidak boleh ada rahasia diantara kita. Aku hanya takut, aku bisa salah paham seperti Hankyung hyung.”

“Ne, oppa tenang saja. Aku tidak akan menduakanmu kok oppa. Satu cintaku hanya oppa seorang.”

Siwon tersenyum hangat menatap istrinya. Dia amat sangat bersyukur, Tuhan telah mempertemukan sekaligus menjadikan Tiffany miliknya. Gadis ceria, hangat, berhati baik, cantik, meskipun kadang bisa bersikap seperti anak kecil namun bisa berubah dewasa pada saat-saat yang tepat.

“Saranghaeyo sayang.”

“Nado saranghaeyo oppa..”

 

 

END

 

Ekekekekekkk….ini dia sequelnya my destiny. Untuk yang pesen, maaf ya lama.. lagi kehabisan ide.. dan akhirnya muncul jenis(?) kayak gini. Mian jika tidak sesuai harapan :D yah sekali lagi maklum, masih author junior, author labil, yang ff-ffnya abal2 :D untuk sequel lagi sepertinya belum dulu yah J masih banyak project ff soalnya..

Daahhh



Viewing all articles
Browse latest Browse all 9

Latest Images

Trending Articles





Latest Images